Jalan-jalan Singkat di Kota Surabaya


Museum House of Sampoerna


Haloo, sudah lama ini tidak update. Maklum kesibukan pekerjaan dari klien kadang menyita waktu buat saya menulis, padahal kerjaan utama tetap membuat artikel :D. Tapi kali ini saya sempatkan untuk berbagi cerita saat jalan-jalan singkat ke kota Pahlawan, Surabaya.

Perjalanan singkat saya kali ini berkunjung ke kota masa kecil saya. Sebenernya nggak sengaja sih untuk jalan-jalan di kota Pahlawan ini, karena saya sendiri ada keperluan meeting dengan klien.. haha

Tujuan awal sih karena kebutuhan kerja, tapi setelah dipikir-pikir ada waktu sedikit kenapa gak dipakai untuk mengeksplor Surabaya. Sewaktu tiba seperti ada kerinduan dari kota tempat masa kecil saya, walaupun saya hanya menghabiskan beberapa tahun saja disini.

Berhubung pekerjaan saya sebagai content writer dan beruntungnya saya pun lebih sering bepergian untuk bertemu klien secara langsung. Dari Bandung saya berangkat ke menggunakan kereta ekonomi subclass C Harina seharga 250ribu. Cukup worth it karena serasa berada di kelas bisnis. Begitu sampai, saya turun di Pasar Turi, Surabaya.

Setibanya di Surabaya untungnya saya masih punya saudara disini, jadi untuk penginapan aman, hehe!

Besoknya saya mengunjungi perusahaan klien saya di kawasan Delta Raya atau mungkin lebih tepatnya perumahan Deltasari. Kurang hafal juga karena sudah banyak yang berubah juga dari Surabaya.

Saya pikir pertemuan dan meetingnya bakal berlangsung lama, ternyata gak lebih dari 2 jam. Nah, untuk menghabiskan waktu saya pun mulai mencari-cari tempat makan yang enak di Surabaya.

Tahu Telor Pak Jayen

Pertama kali makanan yang saya pikirkan kalau di Surabaya adalah Tahu tek. Tapi karena tahu tek sudah banyak ditemui di Surabaya jadi saya cari yang agak beda, yaitu tahu telor.

Terus apa bedanya tahu tek dengan tahu telor? Isinya sih sama saja, cuma cara memasaknya aja yang beda. Tahu tek itu tahu yang disajikan dengan telur dadar, sedangkan tahu telor itu telornya yang digoreng bersama tahu jadi telur isi tahu gitu. Bingung yaa! :D

Penampakan Tahu Telor Pak Jayen

Dari sekian banyak penjual tahu telur di Surabaya, saya pilih Tahu Telor Pak Jayen. Benar saja karena Tahu Telor Pak Jayen sudah cukup terkenal, mulai dari mahasiswa, wisatawan, sampai pejabat pun pasti menyempatkan cicipi kuliner satu ini.

Warung Tahu Telor Pak Jayen ini ada di Jalan Dharmahusada Indah Raya Blok C-2. Tempatnya itu bengkel mobil yang disulap jadi warung makan dan buka biasanya sore hari. Tapi tempat yang saya kunjungi cabangnya di Jalan Dharmahusada 112, sebelah POM Bensin. Selain itu ada juga cabang lainnya di food court Pakuwon City Surabaya.

Secara tampilan sangat menggugah selera, bagaimana Tahu Telor yang cukup lebar bentuknya ditambah dengan beberapa potong lontong dan kentang serta tauge. Lalu disiram dengan kuah petis yang agak kental, dan tak lupa kerupuk buat pendampingnya.

Begitu mencicipi petisnya sangat enak sekali, kental tapi tidak bikin enek dan gurihnya pas menurut saya. Telurnya pun disajikan hangat karena memang begitu ada yang pesan saat itu juga langsung digoreng. Untuk harganya Rp 15.000 seporsi dan itu sangat worth it. Buat yang suka petis Tahu Telur Pak Jayen harus coba.


Bakso Rindu Malam

Usai menyantap nikmatnya Tahu Telor tadi, saya masih penasaran dengan kuliner Surabaya lainnya. Saya searching lagi di apa yang terkenal disini, dan saya menunjuk pada Bakso Rindu Malam. Maklum karena perut karet jadi cukup istirahat 30 menit langsung lanjut ronde 2 buat makan hehee. Jadi lanjut jalan-jalan menuju tempat eksekusi makan kedua.

Lokasinya cukup mudah dicapai, yakni di Jalan Ciliwung No 125, Surabaya. Sekilas dari luar tampak seperti warung bakso pada umumnya. Tapi karena lokasinya strategis dekat dengan wisata kebun binatang, mall, dan kawasan perkantoran. Jadi tidak heran pelanggannya para eksekutif, pegawai pemerintahan, wisatawan, dan warga.

Warung bakso rindu malam

Menariknya di warung Bakso Rindu Malam, para pengunjung akan dihibur oleh alunan musik keroncong. Biasanya di depan warung ada lima orang pemusik yang siap mengiringi para pengunjung dari pagi sampai malam hari. Bahkan beberapa artis pernah berkunjung ke Bakso Rindu Malam.

Untuk sepiring mangkuk baksonya itu isinya ada mie, bihun, tahu goreng, 2 bakso ukuran sedang (bakso kasar dan isi telor puyuh), 2 bakso kecil dan siomay goreng harganya Rp 15.000 saja. Rasanya memang beneran mantap, dan bakso disini lebih enak daripada bakso president yang ada di malang menurut lidah saya yaa.

Semangkok Bakso Rindu Malam

Buat yang penasaran sih kalau lagi jalan-jalan ke Surabaya, Bakso Rindu Malam wajib masuk list kuliner sobat semua. Lokasinya hanya ada satu saja di pertigaan menuju arah Surabaya Town Square (Sutos). Buat informasi, disana berjejer warung bakso dengan spanduk bertuliskan ‘rindu malam’, tapi yang asli ada di paling pojok yang ada pemusik keroncongnya.

Setelah merasa kenyang akhirnya saya sedikit kewalahan dan putuskan pulang. Masih ada satu hari lagi untuk menghabiskan sisa waktu di Surabaya.

Museum House of Sampoerna

Keesokannya harinya dan waktu yang sempit, jalan-jalan dilanjutkan berkunjung ke tempat yang sudah lama saya ingin kunjungi, yaitu Museum House of Sampoerna. Ya, museum atau galeri jadi salah satu favorit destinasi saat saya traveling. Jadi anaknya gak susah ko kalau diajak seru-seruan atau jalan-jalan :D

Lokasi museumnya ada di Taman Sampoerna No. 6, Krembangan Utara, Pabean, Surabaya. Awalnya saya cukup kesulitan mencari lokasinya karena banyak belok-beloknya jadi agak membingungkan. Setelah ketemu, dari depan terdapat dua tiga bangunan dengan arsitektur bangunan jaman dulu.

Ruangan depan museum house of sampoerna

Museum House of Sampoerna ini adalah galeri yang memperlihatkan perjalanan rokok kretek di Indonesia. Dari informasi yang saya dapat, dulunya ini adalah kediaman kepunyaan sang pemilik perusahaan rokok dan sudah ada sejak 1893. Lalu di tahun 1932 dibeli oleh Mr. Liem Seeng untuk dijadikan pabrik rokok.

Nah, gedung yang paling besar ada di tengah-tengah dipakai sebagai museum dan pabrik pembuatan rokok sebagai bisnis utama keluarga HM Sampoerna. Di dalam museum interiornya menarik, ada banyak sekali koleksi-koleksi foto yang disertai juga keterangan sebagai informasi dari foto tersebut.

Ketika masuk akan disambut ramah oleh guide museum dan mempersilahkan mengisi buku tamu. Begitu masuk akan tercium aroma cengkeh. Untuk mengetahui sejarah dari perusahaan Sampoerna, disediakan layar touchscreen buat pengunjung yang berisi informasi lengkap mengenai lini bisnisnya. Kebanyakan sih berisi barang-barang koleksi peninggalan sang pemilik, berupa baju, foto-foto, berbagai macam bentuk pematik api.


Foto koleksi peninggalan Mr Liem Seeng, pemilik perusahaan

Interior yang ada di dalam museum house of sampoerna

Disamping itu pengunjung dikasih lihat hasil tembakau dan cengkehnya, bisa dipegang juga ko tapi jangan dibungkus terus bawa pulang ya. Tiket masuknya sendiri tidak perlu membayar alias gratis. Museumnya terbagi jadi tiga ruangan.

Hasil cengkeh yang sudah dihancurkan atau dihaluskan yang siap dijadikan bahan pembuat rokok

Dekorasi yang ada di museum house of sampoerna
Ruangan tengah diisi foto-foto keluarga dan para komisioner atau direksi yang pernah menjabat di perusahaan HM Sampoerna. Ada juga foto-foto pejabat yang pernah berkunjung ke pabrik ini, salah satunya Sultan Hamengku Buwono X. Lalu ada foto para karyawan pabrik sedang bekerja meracik rokok.

barang-barang koleksi yang ada di house of sampoerna

Lalu di bagian paling belakang museum terdapat alat yang biasa dipakai para pekerja untuk membuat rokor, diantaranya ada alat linting manual, mesin cetakan logo bungkus rokok. Disitu juga terdapat lemari kaca yang berisi produk-produk rokok yang pernah diproduksi dari tahun 1913 hingga sekarang ini dan sudah mendapat lisensi internasional. Ada juga jenis tembakau dan tanaman cengkeh dari beberapa Negara dan dari daerah di Indonesia yang ada di lemari kaca lainnya.

Beberapa produk rokok yang pernah diproduksi sampoerna

Bentuk produk rokok khusus untuk wakil presiden dan staff kepresidenan

Selain itu ada alat-alat marching band yang digunakan para karyawan yang bekerja melinting rokok. Hebatnya mereka pernah mendapat penghargaan waktu tampil di California, Amerika Serikat tahun 1990.

Peralatan marching band milik PT HM Sampoerna

Mesin untuk membuat cetakan bungkus rokok

Cengkeh dari beberapa daerah di Indonesia

Pola cetakan logo bungkus rokok

Lantai 2 terdapat beberapa kaos dan souvenir yang bisa dibeli pengunjung sebagai oleh-oleh. Nah, di lantai 2 ini biasanya pengunjung bisa melihat secara langsung karyawan pabrik melinting rokok dengan alat tradisional. Tapi sayangnya saya saat itu datang di waktu yang tepat, karena jam 2 siang para pekerjanya sudah pulang. 

Setelah mengunjungi museum, saya mampir sebentar ke kafe atau coffee shop yang tepat ada disebelah museum (masih satu halaman dengan museum). Saya lupa nama kafenya, yang pasti disini dijual beberapa makanan dari cemilan sampai main corse.

Suasana dalam cafe yang ada di samping museum

Buat yang mau ngopi, ada juga aneka racikan kopi yang bisa dinikmati. Kebetulan disitu saya hanya memesan kopinya saja, dan harganya pun beragam sekitar Rp 20 ribu – Rp 30 ribuan. Dari tempatnya cukup nyaman, bentuk bangunannya seperti peninggalan zaman Belanda.

Nasi Pecel Ponorogo Bu Yatin

Selesai menambah wawasan di museum House of Sampoerna, saya merasa lapar. Pikiran langsung tertuju pada nasi pecel, karna kalau berkunjung ke daerah jawa timur gak lengkap kalau gak makan nasi pecel. Kebetulan ayah saya punya tempat rekomendasi namanya Nasi Pecel Ponorogo Bu Yatin.

Lokasinya ada di Jalan Ketabang Kali No. 51 tepat di pinggir jalan raya dekat WTC, kantor Walikota Surabaya, dan pusat perbelanjaan. Jika dilihat di google, warung nasi pecel ini legendaris di Surabaya. Karena ada di pusat kota jadi gampang untuk dicari.

Seporsi nasi pecel isinya lengkap, ada bayam, kubis (kol), sawi, kacang panjang, tauge, kembang turi. Lalu lalapannya ada kemangi, mentimun, dan biji lamtoro. Disini bumbu pecelnya bisa milih mau pedas atau tidak. Kalau rasanya lidah saya menyambut bahagia, enak, gurih, asin, dan pedasnya pas banget.

Nasi pecel Ponorogo Bu Yatin

Sebagai pendamping nasi pecel disediakan beberapa gorengan, seperti tempe, telur ceplok, usus ayam, dadar jagung, ayam goreng, satu puyuh, otak-otak goreng, empal, dan paru goreng. Paling dicari pastinya adalah peyek, nasi pecel tanpa peyek seperti sayur tanpa garam. Ada tiga peyek yang tersedia, peyek udang, teri, dan kacang.

Saat itu saya menambah pedampingnya memakai dadar jagung, tempe goreng, dan 2 usus ayam harganya kalau tidak salah hampir Rp 24 ribuan. Dari segi harga sih cocok untuk orang-orang kantoran, tapi rasanya enak.

Setelah kenyang dan puas jalan-jalan, akhirnya saya akhiri perjalanan singkat di Surabaya ini. Alasan lain sih karena sudah ditunggu pekerjaan. Perjalanan pulang ke Bandung saya juga pakai kereta Harina dari Pasar Turi.

1 komentar untuk "Jalan-jalan Singkat di Kota Surabaya"

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 8 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    -bandar 66 (new game )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    PROMO MENARIK
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) |
    Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus

Posting Komentar

close